KabarRestorasi.com, Jakarta - Tentu muncul pertanyaan mengapa elektabilitas Prabowo terus menguat dan mengapa dia tetap berada di puncak survei selama setahun terakhir. Analisis PWS mengidentifikasi tiga faktor kunci yang mendukung posisi Ketua Umum Partai Gerindra ini di puncak elektabilitas.
Pertama, "Efek Jokowi" memiliki peran signifikan dalam meningkatkan elektabilitas Prabowo, membuatnya sulit dikejar oleh Ganjar atau Anies. Peningkatan kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi dan tingginya tingkat persetujuan terhadapnya, berarti calon mana pun yang mendapat dukungan atau persetujuan dari Jokowi akan mendapatkan bonus elektoral. Berdasarkan survei PWS, 36,5% responden percaya bahwa Jokowi mendukung Prabowo sebagai penggantinya.Kedua, faktor internal Prabowo Subianto juga berperan. Diakui oleh banyak pihak bahwa Prabowo adalah seorang negarawan yang tulus dalam berkhidmat untuk kepentingan dan persatuan nasional. Dia semakin menunjukkan kedewasaan sebagai pemimpin nasional yang rendah hati dan mampu menghadapi kritik tanpa emosi. Analisis media monitoring oleh PWS menunjukkan sentimen positif terhadap Prabowo semakin kuat, sementara sentimen negatif semakin merosot. Survei PWS juga mencatat bahwa Prabowo dinilai sebagai menteri dengan kinerja terbaik selama hampir empat tahun berkiprah di Kabinet Jokowi.
Ketiga, seperti yang dikatakan Budiman Sujatmiko, era pascakepemimpinan Jokowi akan menghadapi tantangan nasional dan global yang semakin kompleks. Oleh karena itu, Indonesia memerlukan pemimpin dengan gaya kepemimpinan strategis seperti Prabowo, bukan hanya pemimpin populist. Publik tampaknya semakin memahami kebutuhan akan kepemimpinan strategis ini, dengan banyak pendukung Jokowi beralih mendukung Prabowo.
Survei PWS dilakukan pada 13-20 Agustus 2023 di 34 provinsi di Indonesia. Sampel mencakup seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih atau minimal berusia 17 tahun dan/atau telah menikah.
Jumlah sampel sebanyak 1200 responden, diambil dengan teknik pencuplikan acak sistematis. Margin of error adalah +/- 2,83% dengan tingkat kepercayaan 95%. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara telepon dengan panduan kuesioner. Komposisi responden adalah 50% laki-laki dan 50% perempuan, serta 60% dari pedesaan dan 40% dari perkotaan.